From Uruguay With Love: Cerita Syamsir Alam Dari Montevideo
Kegagalan menembus skuad junior Vitesse Arnhem dan Heerenveen di Belanda tidak membuat Syamsir Alam menyerah. Selanjutnya, ia menjadi tulang punggung timnas U-17.
Kegagalan demi kegagalan yang dipetik tim nasional senior Indonesia, mungkin membuat kita bertanya-tanya, apakah kita harus mengalihkan harapan terhadap pemain-pemain muda Indonesia? Saat ini, eks timnas U-16 Indonesia sedang belajar ke Montevideo, untuk program pembinaan dan peningkatan fisik pemain di bawah asuhan pelatih Cesar Payovich Perez asal Uruguay.
Mereka diberi nama S.A.D. Indonesia (singkatan dari Sociedad AnĂ³nima Deportiva), dan berlaga dalam Quinta Division, tepatnya di Liga U-17 Uruguay. Bintangnya adalah Syamsir Alam, striker yang sudah mengemas 15 gol dari 29 laga yang dilakoninya selama dua putaran Liga U-17 Uruguay. Wajar saja jika anak pertama dari pasangan Edinas Sikumbang dan Yuliana Hotnida ini disebut sebagai tulang punggung timnas U-17, sekaligus masa depan sepakbola nasional.
Alam menyimpan banyak cerita dari Montevideo. Pemain kelahiran 6 Juli 1992 itu untuk sementara ini pulang ke rumahnya di Bintaro, Tangerang, dan kian tak sabar untuk merumput lagi. Berikut ini oleh-oleh Uruguay dari Alam, eksklusif untuk pembaca GOAL.com Indonesia.
Pada babak pertama lawan sengaja menahan bola dengan tangan di kotak penalti dan wasit tidak memberikan penalti. Saya mengerti wasit juga manusia dan bisa salah. Kejadian itu membuat pelatih Cesar Payovich Perez dikeluarkan dari lapangan. Lima menit kemudian, asisten pelatih pun ikut dikeluarkan.
Kami mengurung habis Central pada babak kedua. Kiper Tri Windhu hanya menangkap bola dua kali, tapi keberuntungan memang tidak berada di pihak kami dan kami pun kalah 1-0.
Menurut saya pribadi, itulah sepakbola. Kadang kita tak bisa konsisten dengan apa yang sudah kita lakukan sebelumnya. Memang sebelum ini kami bisa melibas Basanez 4-0, tim yang kuat di Uruguay. Pada pertandingan sebelumnya, Basanez bisa mengalahkan Central 2-0. Tapi itu mungkin terjadi karena enam pemain Central memperkuat timnas Uruguay.
Hasil satu kemenangan dalam empat kali bertanding ini tidak membuat kami terpaku di satu titik. Cesar selalu bilang, tujuan kita adalah November nanti -- saat kualifikasi Piala Asia digelar.
Untuk peluang berikutnya, kami tidak bisa menganggap sebelah mata. Tim-tim di sini memiliki kemauan sangat kuat untuk memenangkan setiap pertandingan, jadi kami harus konsentrasi penuh. Target kami adalah kemenangan. Cesar selalu bilang kuantitas tidak penting, yang sangat penting adalah kualitas.
S.A.D. Indonesia U-17
Di luar lapangan, kami mulai tidak merasa homesick. Mungkin karena sudah sangat terbiasa, berbeda dengan tahun lalu yang sangat membosankan. Mungkin tahun ini kami sudah tahu apa yang harus dikerjakan dan harus ke mana saat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saya menghabiskan waktu Senin sampai Jumat hanya latihan. Teman-teman sedang suka main ping-pong karena kita baru mendapat meja ping-pong di ruang makan.
Saya pun masih mengikuti pertandingan sepakbola dunia karena acara televisi di sini 70 persen hanya sepakbola. Saya pun mengikuti dua partai penting tim favorit saya, Manchester United. Alhamdulillah barusan menang atas Inter Milan, dan Sabtu ini ketemu Liverpool. Peluang United? Selalu 100 persen! Hahaha!
Glory, glory Manchester United!
sumber: Goal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar