Ketidakjelasan sikap dan konflik internal klub
Arema Indonesia
Terjadi dualisme pengelolaan di tubuh Arema. Kubu Siti Nurzanah dan M. Nur mengklaim sebagai pengelola dengan dukungan dari pendiri Arema, Lucky Acub Zainal.Klaim serupa juga datang dari kubu Rendra Kresna dan Iwan Budianto, yang mendapatkan dukungan dari Aremania.Pada tanggal 22 Oktober 2011, Komite Eksekutif PSSI mengakui kubu M. Nur sebagai pengelola Arema yang sah.Sempat dikabarkan bergabung ke dalam kelompok 14 klub yang menentang IPL,Arema akhirnya kemudian resmi terdaftar sebagai peserta IPL.Kubu Rendra Kresna yang pernah mengisyaratkan tidak akan mempermasalahkan lagi masalah pengelolaan Arema pada akhirnya kemudian menjadi peserta LSI 2011–12.
Persebaya Surabaya
Perpecahan antara kubu Wishnu Wardhana yang musim sebelumnya memimpin Persebaya pada Divisi Utama 2010–11 dengan kubu Saleh Ismail Mukadar yang memimpin Persebaya 1927 pada Liga Primer Indonesia terus berlanjut ke musim kompetisi ini. Kubu Saleh Ismail Mukadar mendapat dukungan dari Ketua Umum Persebaya yang baru, Cholid Gorumah. Pada tanggal 22 Oktober 2011, Komite Eksekutif PSSI memutuskan bahwa kedua kubu Persebaya harus melakukan merger dan membentuk perusahaan baru dalam waktu 30 hari. Untuk sementara, PT Persebaya Indonesia yang mengelola Persebaya 1927 ditunjuk sebagai pengelola hingga terbentuknya perusahaan baru tersebut. Tim yang akan digunakan sebagian besar terdiri dari pemain-pemain eks Persebaya 1927.Pada perkembangan selanjutnya, proses merger terancam gagal karena kubu Wishnu lebih memilih untuk mengikuti Divisi Utama 2011–12.
Persib Bandung
Persib pada awalnya disebutkan termasuk ke dalam kelompok 14 klub yang menentang IPL. Akan tetapi, Persib tetap bermain pada pertandingan pembukaan melawan Semen Padang FC. Setelah pertandingan tersebut, Persib kemudian mengumumkan bahwa mereka bersikap netral terhadap kisruh penyelenggaraan kompetisi antara IPL dan LSI. Direktur Marketing Persib, Muhammad Farhan, menghadiri RUPS PT LI pada tanggal 27 Oktober 2011 tetapi tidak menandatangani daftar hadir. RUPS tersebut akhirnya mengambil keputusan untuk menyelenggarakan LSI 2011–12. Farhan mengatakan bahwa Persib sebenarnya ingin bermain di bawah PT LI, tetapi klausul kontrak dengan sponsor menyebutkan bahwa Persib harus bermain di dalam kompetisi yang diakui PSSI. Pada akhirnya, Persib memilih untuk mengikuti LSI 2011–12 dan hasil pertandingan pembukaan kemudian dibatalkan.
Persija Jakarta
Memasuki kompetisi musim 2011–12, Persija diklaim oleh 3 pihak berbeda, yaitu PT Persija Jaya, PT Persija Jakarta, dan PT Persija Jaya Jakarta. PSSI pada akhirnya memutuskan PT Persija Jaya yang didaftarkan oleh salah satu direksinya, Bambang Sutjipto, sebagai pihak yang berhak mengatasnamakan Persija. Kubu Bambang didukung oleh Hadi Basalamah, CEO Jakarta FC 1928, sehingga tim Persija yang akan berkompetisi di IPL sebagian besar terdiri dari pemain-pemain eks Jakarta FC 1928. PT Persija Jaya Jakarta di bawah pimpinan Ferry Paulus menolak mengakui keputusan tersebut. Kubu Ferry didukung oleh sebagian besar stakeholder Persija, antara lain para pemain Persija musim sebelumnya dan The Jakmania. Persija versi Ferry sendiri kemudian tercatat mengikuti RUPS PT LI tanggal 27 Oktober 2011 dan menjadi peserta LSI 2011–12. Sementara, di tubuh Persija versi Bambang kemudian terjadi konflik internal karena direksi dan komisaris PT Persija Jaya yang lain, Benny Erwin dan Mahfud Nigara, tidak terima dengan keputusan Bambang yang mendaftarkan Persija mengikuti IPL.[63] Nigara dan perwakilan klub anggota Persija yang merupakan pemegang saham PT Persija Jaya meminta pembubaran perusahaan tersebut.[64][65]
PSMS Medan
Terjadi perbedaan pendapat di tubuh internal PSMS menyikapi keikutsertaan dalam kompetisi. PSMS, yang sebelumnya telah melakukan merger dengan Bintang Medan FC, didaftarkan oleh CEO Bintang Medan FC, Dityo Pramono, sebagai peserta IPL Sementara Pelaksana Teknis PSMS, Idris, menyatakan bahwa PSMS telah memilih untuk berkompetisi di Divisi Utama 2011–12, yang memang merupakan kompetisi yang berhak diikuti oleh PSMS sesuai dengan hasil kompetisi musim sebelumnya. Pelaksana Teknis PSMS yang lain, Benny Tomasoa, menyebutkan bahwa pada pertemuan manajer klub tanggal 13 Oktober 2011, Idris memerintahkan untuk mengikuti IPL. Ia sekarang heran mengapa keputusan itu kemudian berubah lagiPada tanggal 30 November 2011, klub-klub anggota PSMS menyepakati bahwa PSMS akan mengikuti IPL dan LSI 2011–12 dengan 2 tim yang berbeda.
Tim
PSSI menetapkan 24 tim sebagai peserta IPL, yang terdiri dari 18 klub yang merupakan klub yang memang berhak tampil dalam liga level teratas musim ini (14 klub peserta LSI 2010–11 yang memiliki posisi tertinggi dan 4 klub promosi dari Divisi Utama 2010–11) dan 6 klub yang ditunjuk oleh PSSI dengan berbagai pertimbangan (3 klub eks peserta LSI 2010–11 yang pindah ke LPI; 2 klub berdasarkan alasan sejarah, basis pendukung yang kuat, dan keinginan sponsor; dan 1 klub yang merupakan tim degradasi terbaik). Pada tanggal 27 Oktober 2011, CEO PT LPIS, Widjajanto mengumumkan bahwa 18 klub telah mendaftarkan diri sebagai peserta IPL. Hal ini kemudian dibantah keesokan harinya, dimana 6 dari 18 klub yang diumumkan oleh Widjajanto ternyata mengikuti RUPS PT LI dan mendukung penyelenggaraan LSI. Sehingga apabila ditambah dengan 6 klub yang memang tidak mendaftarkan diri, secara keseluruhan terdapat 12 klub yang menolak menjadi peserta IPL, yaitu:
Ke-12 klub ini kemudian tercatat sebagai peserta LSI 2011–12 yang akan diselenggarakan oleh PT LI.
Pada tanggal 18 November 2011, PT LPIS mengumumkan jadwal lanjutan IPL dengan peserta sebanyak 17 klub. Arema Indonesia dan Persija Jakarta yang mengalami konflik kepengurusan juga terdaftar mengikuti LSI 2011–12 dengan susunan kepengurusan dan tim yang berbeda. Sementara Mitra Kutai Kartanegara, Persib Bandung, Persidafon Dafonsoro, Persipura Jayapura, PSMS Medan, dan Sriwijaya FC, hingga pertemuan klub-klub LSI 2011–12 pada tanggal 19 November 2011, juga masih diklaim oleh PT LI sebagai peserta liga tersebut. Sikap Mitra Kutai Kartanegara, Persib Bandung, Persidafon Dafonsoro, dan Persipura Jayapura kemudian terlihat ketika mereka menolak menyelenggarakan pertandingan pekan pertama IPL pada tanggal 26 November 2011. Pada tanggal 29 November 2011, Widjajanto mengumumkan bahwa terjadi perubahan peserta IPL menjadi 13 klub sehubungan dengan tidak tampilnya keempat klub tersebut pada pekan pertama. Sementara PSMS Medan dan Sriwijaya FC kemudian memiliki 2 tim yang masing-masing mengikuti IPL dan LSI 2011–12.
Stadion dan lokasi
Klub | Kabupaten/kota | Stadion | Kapasitas |
---|---|---|---|
Arema Indonesia* | Malang | Kanjuruhan | 35.000 |
Bontang FC | Bontang | Mulawarman | 12.000 |
Persebaya Surabaya | Surabaya | Gelora 10 November | 55.000 |
Persema Malang | Malang | Gajayana | 23.000 |
Persiba Bantul | Bantul | Sultan Agung | 35.000 |
Persibo Bojonegoro | Bojonegoro | Letjen H. Soedirman | 15.000 |
Persija Jakarta* | Jakarta | Gelora Bung Karno | 88.083 |
Persijap Jepara | Jepara | Gelora Bumi Kartini | 25.000 |
Persiraja Banda Aceh | Banda Aceh | H. Dimurthala Lampineung | 20.000 |
PSM Makassar | Makassar | Andi Matalatta | 30.000 |
PSMS Medan** | Medan | Teladan | 15.000 |
Semen Padang | Padang | Agus Salim | 28.000 |
Sriwijaya FC** | Palembang | Gelora Sriwijaya | 40.000 |
Catatan:
- * Mengalami konflik kepengurusan. Terdapat kepengurusan dan tim lain bernama sama yang merupakan peserta LSI 2011–12.
- ** Juga merupakan peserta LSI 2011–12 dengan tim yang berbeda.
- sumber: http://id.wikipedia.org/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar